Lamongan – Kisah istri almarhum kiper legendaris Persela Lamongan, Khoirul Huda, yang berjualan pisang untuk menafkahi keluarga, menyentuh hati banyak pihak. Delapan tahun setelah kepergian Huda, perjuangan keluarganya menjadi sorotan.

Kabar ini pertama kali mencuat melalui unggahan di Facebook oleh akun Fera Astrid. Unggahan tersebut berisi ajakan untuk membeli pisang Cavendish yang dijual istri almarhum di belakang Pemkab Lamongan.

Postingan itu dengan cepat viral dan menuai beragam komentar warganet yang merasa terenyuh dengan kondisi tersebut. Banyak yang terkejut dan sedih mengetahui keluarga pahlawan sepak bola harus berjuang secara ekonomi.

Khoirul Huda dikenal sebagai sosok yang loyal terhadap Persela Lamongan. Ia membela klub berjuluk Laskar Joko Tingkir itu sejak 1999 hingga akhir hayatnya pada 2017. Selama kariernya, Huda tercatat tampil sebanyak 503 kali.

Selain itu, Huda juga sempat dipanggil untuk memperkuat Timnas Indonesia dalam laga kualifikasi Piala Asia 2015 melawan Tiongkok.

Tragedi terjadi pada 15 Oktober 2017 saat Persela menjamu Semen Padang. Huda bertabrakan dengan rekan setimnya, Ramon Rodrigues, yang menyebabkan ia mengalami hipoksia dan meninggal dunia di rumah sakit.

Sebagai bentuk penghargaan atas dedikasinya, Pemerintah Kabupaten Lamongan memberikan status PNS kepada almarhum Huda sejak 2002.

Meski menerima uang pensiun setiap bulan, keluarga Huda tampaknya masih menghadapi tantangan ekonomi. Sang istri pun berjualan pisang Cavendish untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Usaha kecil ini menjadi simbol ketegaran seorang istri dalam berjuang demi keluarga. Banyak warganet yang memberikan dukungan dan berharap agar Persela maupun pemerintah setempat dapat memberikan perhatian lebih kepada keluarga legenda tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *