Kuala Lumpur – CEO klub sepak bola asal Kanada, Rob Friend, mengaku terkejut dengan sanksi berat yang dijatuhkan FIFA kepada tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia. Sanksi ini terkait dengan pemalsuan dokumen naturalisasi yang dilakukan oleh Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM).
Friend tak menyangka tindakan pemalsuan tersebut terungkap oleh FIFA. Meski FAM hanya dikenai denda, kredibilitas federasi sepak bola Malaysia itu tercoreng.
Sekretaris Jenderal FAM, Datuk Noor Azman, mengakui adanya kesalahan dalam pemberian dokumen naturalisasi kepada FIFA. Hal ini semakin memperburuk citra profesionalitas FAM.
Ketujuh pemain naturalisasi yang terlibat dijatuhi sanksi denda dan larangan beraktivitas selama satu tahun. Friend merasa sanksi ini belum pernah terjadi sebelumnya di Malaysia.
FAM kini tengah mengajukan banding atas keputusan FIFA, dengan batas waktu 10 hari. Jika banding ditolak, Malaysia dapat membawa kasus ini ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
“Kami terkejut dengan keputusan FIFA dan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dijatuhkan kepada para pemain kami,” ujar perwakilan FAM.
FAM menyatakan telah menangani masalah administratif yang sedang ditinjau dan tim nasional mendukung penuh proses banding ini.
Friend berharap semua pihak, termasuk suporter, pemain, pelatih, dan staf, tetap bersatu untuk menghadapi momen sulit ini. Ia menyebut kasus ini sebagai momen penentuan bagi sepak bola Malaysia.
Jika banding gagal, Malaysia terancam menghadapi efek domino dari pelanggaran tersebut, seperti yang dialami Timor Leste pada 2023 lalu. Sanksi berat dari FIFA dan AFC bisa berupa larangan berpartisipasi di turnamen internasional dan pembatalan pertandingan.
“Ini adalah momen yang menentukan bagi sepak bola Malaysia. Harimau Malaya tetap bersatu dan teguh,” pungkas Friend.