Sepang – Kontroversi Sepang Clash yang terjadi 10 tahun lalu kembali mencuat jelang MotoGP Malaysia akhir pekan ini. Peristiwa yang melibatkan Marc Marquez dan Valentino Rossi itu kembali dibahas setelah sempat menjadi “tabu” di dunia MotoGP.
MotoGP mengunggah video berjudul “Sepang Clash: 10 Tahun Kemudian” yang mengulas kisah di balik insiden tersebut. Perseteruan antara Marquez dan Rossi memanas sejak Marquez menyamai rekor Rossi setelah pulih dari cedera.
Marquez berhasil meraih gelar juara MotoGP 2025, mengoleksi total 9 gelar (7 dari kelas utama dan masing-masing 1 dari kelas menengah dan ringan), menyamai pencapaian Rossi.
Pada MotoGP Malaysia 2025, Rossi menuduh Marquez bermain mata dengan Jorge Lorenzo. “Kita harus berbicara dengan dia, dengan Marquez,” ujar Rossi dalam konferensi pers. Rossi menuding Marquez sengaja membantu Lorenzo meraih poin.
Tudingan Rossi sempat dianggap lelucon, namun Marquez menjadi “pengawal” Lorenzo di Sepang, bahkan memberikan *tow* saat kualifikasi dan mengganggu Rossi dalam balapan.
Saat balapan, Rossi memberikan kode kepada Marquez untuk bekerja sama mengejar Lorenzo dan Dani Pedrosa di depan. Ayah Marc Marquez, Julia, yang menyaksikan dari garasi Honda, tidak bisa menahan emosi karena nama baik putranya tercoreng.
Komentator MotoGP, Matt Birt, mengenang persaingan sengit antara Rossi dan Marquez. “Persaingannya sudah di level personal. Dua ego yang masif, dua orang yang lahir untuk menang. Itu sudah ada di DNA mereka,” katanya.
Kecurigaan Rossi dan krunya tertuju pada manuver agresif Marquez yang membuatnya melebar. Rossi dan krunya semakin yakin bahwa Marquez ingin dirinya kalah.
Marquez membantah tuduhan tersebut. “Kalau saya ingin membantu Lorenzo, saya (tidak mungkin) menyalipnya di lap terakhir dan mendorongnya hingga mencapai batas dan mengambil risiko,” ujarnya.
Rossi akhirnya menjadi pihak yang kalah. Tindakan Marquez mempermainkan ritme rival dianggap tidak melanggar aturan. Insiden terjadi saat Rossi membuat Marquez melebar di Tikungan 14 pada lap ketujuh. Marquez terjatuh setelah bersenggolan dengan Rossi.
Julia Marquez berteriak marah, sementara kru Rossi terlihat lesu. Rossi harus ditenangkan di *parc ferme*. “Setelah apa yang terjadi, aku kehilangan konsentrasi. Aku tidak bisa berlomba dengan baik, hanya ingin menghabisinya,” ucapnya.
Dalam pertemuan dengan Race Director, Marquez menyindir Rossi dengan mengatakan “Tendangan yang bagus.” Race Director MotoGP saat itu, Mike Webb, mengungkapkan bahwa Rossi membela diri bahwa benturan itu tidak disengaja.
Rossi mendapatkan penalti poin yang membuatnya harus start dari posisi buncit di Valencia. Alasannya bukan karena menendang Marquez, melainkan karena membuat lawannya melebar dan memicu insiden.
Sepang Clash membawa perubahan dalam pengaturan balapan MotoGP. Hukuman bagi pembalap tidak lagi menjadi wewenang Race Director, melainkan Panel Steward. Sistem penalti berdasarkan poin juga dihapus.
Marquez terus menerima cemoohan setiap kali balapan di Italia, sementara Rossi dikritik karena tidak mencegah agresivitas penggemarnya terhadap Marquez.
Publik bertanya-tanya apakah rekonsiliasi akan terjadi antara dua tokoh penting di MotoGP tersebut setelah 10 tahun berlalu.











